Sunday 8 July 2012
Sunday 13 May 2012
Tuesday 8 May 2012
September, PSSI-KPSI Agendakan Pemusatan Latihan Timnas
September, PSSI-KPSI Agendakan Pemusatan Latihan Timnas
09-05-2012 10:45
| Alfred Riedl
Riedl ketika memantau pemain Persegres bersama Iman Arief (c) Bola-Fajar
Bersama pelatih Alfred Riedl, Iman kemarin memantau pertandingan Indonesia Super League (ISL) antara Gresik United (Persegres) lawan PSMS Medan, Selasa (08/5) kemarin. Keduanya tampak serius menyaksikan pertandingan tersebut dari tribun VIP Stadion Petrokimia sambil sesekali berdiskusi.
Riedl sendiri akhirnya mengakui kalau ia memang ingin menyaksikan permainan Persegres dan memantau pemain-pemain mereka. "Saya belum pernah lihat permainan Persegres. Kalau PSMS saya sudah pernah. Kali ini saya fokus pada permainan Persegres," terang pelatih yang pernah mengantarkan Timnas ke final Piala AFF 2010 lalu itu di sela-sela pertandingan kemarin.
Seolah membantah anggapan PSSI yang menyebut kalau Riedl ke Indonesia hanya jalan-jalan, Iman Arief menuturkan kalau sejak April hingga September ini pelatih asal Austria itu memang diprogramkan untuk melakukan pemantauan pemain. "Baru September nanti dilakukan pemanggilan dan pemusatan latihan Timnas," ujarnya.
Ditanya siapa-siapa saja pemain ISL yang sudah masuk radarnya, Iman enggan menyebutkan. "Kami belum memilih nama-nama pemain, karena masih memantau dulu," pungkas pria yang memiliki saham di klub Inggris, Leicester City ini. (fjr/end)
IKRAR ANGGOTA TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH
Ikrar Anggota TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH |
Profil - Tradisi |
Oleh: Redaksi Portal |
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Asyhaduanlaailaaha illallaah,
Wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullah.
Radhiitu billaahi robba,
Wa bil Islaami diina, Wabimmuhammadinnabiyya wa rasuula
Ikrar Anggota
TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
Laa hawla wa laa kuwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiim
|
TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH
|
||||||||
|
||||||||
« AwalSebelumnya123SelanjutnyaAkhir » |
Wednesday 11 April 2012
Landasan Shalat Berjamaah
Landasan Shalat Berjamaah
Jumat, 09 Maret 2012, 13:16 WIB
fajarilmubaru.com.my
Sampul depan buku Fiqih Shalat Berjamaah Berdasarkan Alquran dan Sunnah.
Berita Terkait
Allah SWT memanggil langsung hamba-Nya tercinta, Rasulullah Muhammad SAW, ke Sidratul Muntaha guna menerima secara langsung perintah shalat. Hal ini berbeda dengan kewajiban ibadah lainnya, yang cukup Allah SWT wahyukan melalui Malaikat Jibril.
Cinta terhadap shalat, bergegas melaksanakannya dan menunaikannya sesempurna mungkin secara lahir dan batin merupakan suatu keharuan. Shalat adalah cermin dari apa yang ada di hati; baik berupa cinta kepada Allah ataupun rindu untuk berjumpa dengan-Nya.
Sedangkan berpaling darinya, bermalas-malasan, menunda-nunda panggilan dan berat dalam melaksanakannya, atau menunaikannya sendirian bukan dengan berjamaah di masjid, tidak berjamaah tanpa uzur, adalah kekosongan hati dari cinta kepada Allah dan sikap acuh seolah tak butuh terhadap apa yang ada di sisi-Nya.
Dewasa ini kerap kita jumpai fenomena yang membuat hati miris. Yakni, banyaknya kaum Muslimin yang meninggalkan atau menunda-nunda shalat berjamaah di masjid, baik karena kebodohannya ataupun berbagai alasan lainnya, terutama mengejar dunia (kesibukan pekerjaan). Padahal banyak sekali hadits Nabi yang menganjurkan bahkan menekankan setiap individu Muslim untuk melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid.
Buku yang merupakan buah kegigihan para penulisnya mengumpulkan bahan-bahan berserakan dari berbagai kitab ini mengupas fikih shalat berjamaah yang sangat perlu diketahui oleh setiap Muslim. Penulis memulai bukunya dengan membahas shalat ecara etimologi dan terminologi syar’i, dalil disyariatkannya shalat, kedudukan shalat dalam Islam dan kedudukan shalat dibandingkan ibadah lainnya.
Bab-bab berikutnya membahas hal-hal yang berkaitan dengan shalat berjamaah. Misalnya, hikmah disyariatkannya shalat berjamaah, sejarah disyariatkannya shalat berjamaah, imbalan atau ganjaran shalat berjamaah, dan ancaman bagi mereka yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa halangan.
Kemudian kriteria Muslim yang diwajibkan shalat berjamaah, batas minimal peserta shalat berjamaah, hukum melaksanakan shalat berjamaah, dan hukum berjamaah dalam shalat Subuh. Penulis juga mengupas tentang menunggu shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, mengerjakan shalat berjamaah setelah lewat waktu, hukum mengikuti shalat jamaah melalui siaran radio atau televisi, hukum shalat jamaah di atas kapal atau perahu, hukum shalat jamaah di atas bus, kereta api dan pesawat terbang, serta hukum shalat jamaah bagi kaum wanita.
Judul buku : Fiqih Shalat Berjamaah Berdasarjan Alquran dan As-Sunnah
Penulis : Dr Shalih bin Ghanim As-Sadlan
Penerbit : Pustaka As-Sunnah
Cetakan : II, Mei 2011
Tebal : 272 hlm
Keteladanan Seorang Mujahidah Dakwah
Keteladanan Seorang Mujahidah Dakwah
Senin, 12 Maret 2012, 22:16 WIB
islamedia.web.id
Langkah Cinta untuk Indonesia (ilustrasi).
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, Mungkin tak banyak perempuan Indonesia yang
berhasil menjalankan aktivitas publik dan domestik secara berimbang.
Boleh jadi banyak orang yang beranggapan bahwa sulit memadukan keduanya
secara seimbang, dalam arti kata sukses di luar rumah dan sekaligus juga
sukses di dalam rumah.
Namun, Yoyoh Usroh (1962-2011) berhasil membuktikan bahwa aktivitas publik dan domestik dapat sama-sama berjalan dengan baik ketika seorang Muslimah mampu menjalankannya secara seimbang.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mampu mengatur dan mengelola dengan baik antara aktivitas dakwahnya, aktivitas sosialnya, aktivitas politiknya, bisnisnya, hingga rumah tangganya yang memiliki 13 putra-putri, hingga dua orang cucu.
Semua itu tanpa melupakan tadarrus Alquran rata-rata dua juz per hari, shalat Dhuha, hingga qiyamul lail. Banyak orang yang terheran-heran bagaimana dia mengatur waktunya. Dan banyak sekali orang dari berbagai kalangan yang terinspirasi oleh sepak terjang perjuangannya yang luar biasa.
Karena itu, ketika Yoyoh secara mengejutkan dipanggil pulang oleh Allah SWT akhir April 2011, banyak sekali orang yang merasa kehilangan. Dwilogi buku ini–Langkah Cinta untuk Indonesia dan Langkah Cinta untuk Keluarga–berupaya memotret kiprah perjuangan wanita yang layak disebut sebagai mujahidah dakwah itu melalui karya-karya tulisnya, pidato-pidatonya dalam berbagai forum nasional dan internasional, aspirasi dan perjuangannya sebagai anggota Komisi I dan Komisi VIII DPR; sikap keseharian dan kesederhanaannya kepada keluarga, kerabat, masyarakat luas, hingga konstituennya.
Selain itu, buku ini juga memuat kesaksian berbagai tokoh, baik dari kalangan anggota dewan, menteri, petinggi partai, ustadz/ustadzah, dosen, staf di DPR, hingga suami, anak, orang tua, saudara, dan pembantunya.
Banyak sekali keteladanan yang bertebaran di buku ini, yang insya Allah akan menginspirasi siapa pun yang membacanya.
Tak berlebihan kalau para penulis buku ini menguntai kalimat indah, “Kepergian beliau dan cerita-cerita indah tentang beliau sudah selayaknya menjadikan kita semakin sadar bahwa orang-orang saleh selalu ada dan mungkin ada di setiap zaman. Orang-orang saleh itu mungkin berada di mana saja, tidak hanya di masjid-masjid akan tetapi mungkin di dunia politik karena Islam adalah agama yang universal dan menyeluruh.
Judul buku : Langkah Cinta untuk Indonesia dan Langkah Cinta untuk Keluarga
Penulis : Zirlyfera Jamil dkk
Penerbit : Robbani Press
Cetakan : I, Agustus 2011
Namun, Yoyoh Usroh (1962-2011) berhasil membuktikan bahwa aktivitas publik dan domestik dapat sama-sama berjalan dengan baik ketika seorang Muslimah mampu menjalankannya secara seimbang.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mampu mengatur dan mengelola dengan baik antara aktivitas dakwahnya, aktivitas sosialnya, aktivitas politiknya, bisnisnya, hingga rumah tangganya yang memiliki 13 putra-putri, hingga dua orang cucu.
Semua itu tanpa melupakan tadarrus Alquran rata-rata dua juz per hari, shalat Dhuha, hingga qiyamul lail. Banyak orang yang terheran-heran bagaimana dia mengatur waktunya. Dan banyak sekali orang dari berbagai kalangan yang terinspirasi oleh sepak terjang perjuangannya yang luar biasa.
Karena itu, ketika Yoyoh secara mengejutkan dipanggil pulang oleh Allah SWT akhir April 2011, banyak sekali orang yang merasa kehilangan. Dwilogi buku ini–Langkah Cinta untuk Indonesia dan Langkah Cinta untuk Keluarga–berupaya memotret kiprah perjuangan wanita yang layak disebut sebagai mujahidah dakwah itu melalui karya-karya tulisnya, pidato-pidatonya dalam berbagai forum nasional dan internasional, aspirasi dan perjuangannya sebagai anggota Komisi I dan Komisi VIII DPR; sikap keseharian dan kesederhanaannya kepada keluarga, kerabat, masyarakat luas, hingga konstituennya.
Selain itu, buku ini juga memuat kesaksian berbagai tokoh, baik dari kalangan anggota dewan, menteri, petinggi partai, ustadz/ustadzah, dosen, staf di DPR, hingga suami, anak, orang tua, saudara, dan pembantunya.
Banyak sekali keteladanan yang bertebaran di buku ini, yang insya Allah akan menginspirasi siapa pun yang membacanya.
Tak berlebihan kalau para penulis buku ini menguntai kalimat indah, “Kepergian beliau dan cerita-cerita indah tentang beliau sudah selayaknya menjadikan kita semakin sadar bahwa orang-orang saleh selalu ada dan mungkin ada di setiap zaman. Orang-orang saleh itu mungkin berada di mana saja, tidak hanya di masjid-masjid akan tetapi mungkin di dunia politik karena Islam adalah agama yang universal dan menyeluruh.
Judul buku : Langkah Cinta untuk Indonesia dan Langkah Cinta untuk Keluarga
Penulis : Zirlyfera Jamil dkk
Penerbit : Robbani Press
Cetakan : I, Agustus 2011
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Irwan Kelana
Subscribe to:
Posts (Atom)